bapak dan hidupku
menelpon ke indonesia untuk meminta uang... rasanya menyedihkan... disaat bapak membanting tulang... aku di sini... bersenang2 melepas stress yang berkepanjangan...kuambil telpon rumah... kupegang... dan dilema itu pun muncul... uang tabunganku hanya tinggal 16 euro... sedangkan bulan maret masih 2 minggu lagi... aku bingung... perlengkapan rumah juga sudah giliranku yang membelinya...
bulan depan... aku harus membayar 2 rumah karena suatu kesalahan... belum lagi biaya2 lainnya... arghhh.. dilema ini membuatku tidak konsentrasi untuk belajar... satu2nya jalan... menelpon ke indonesia untuk meminta kiriman uang...
nada sambung menyambungkan belahan bumi lain... ibuku yang menerima tepon... rasanya lega mendengar suara ibu yang sudah sekian lama tak kudengar... ibu bertanya keadaan keuanganku... sepertinya beliau sudah merasakannya... diberikan gagang tepon kepada bapak...
bapak hanya bilang... bulan depan ya, Nak... bapak sedang tidak ada uang... aihhh... rasanya hati ini miris mendegarnya...
rasanya ingin aku bertanya... apakah aku adalah beban keluarga?... rasanya aku ingin pulang... biarlah... menjadi anak perempuan tamatan sma saja... tapi bisa berguna dan membantu bapak dan ibu di sana... pikiran itu kembali melintas...
dan bapak pun kembali berbicara... belajar saja kau Nak di sana... urusan seperti ini biar bapak yang urus... aih... lagi2 hati ini miris... dan aku pun kembali menceritakan kegagalan ujian2ku... aih... sedih nian hidup ini...
bapak terdiam sejenak... bapak tak kan bisa membantu, karena masalah ini adalah masalah yang ada dalam diri anak perempuannya... anak perempuannya yang terpisah berpuluhribu kilometermya jauhnya... bapak yang ingin merengkuhku namun tak sampai...
aku memecah kesunyian itu... aku meminta doa agar Tuhan selalu ada dlam pikiranku... dan lagi2 bapak berbicara... hidupku adalah hidup miliku... bukan milik beliau ataupun orang di sekitarku... hidupku adalah jalan yang dipilih olehku... hidupku hanya bisa dikendalikan oleh diriku... mau menjadi apa pun hidupku... akulah sang penentu... dan beliau hanyalah penyokong hidupku sampai akhir nanti...
air mata pun menggenang... rasanya ingin aku pulang sekarang juga... merengkuh kedua tangan bapak dan ibu... dan berterima kasih akan kehidupan ini...
0 comments:
Post a Comment