Tuesday, July 28, 2009

-___________-!!!

Ingin rasanya memaki!
Ingin rasanya menjerit!
Ingin rasanya memukul!
Arghhhhhhhhh!
Scheiße!

Friday, July 24, 2009

another test

whoaaa... i fell dag dig dag dig dug... oOww... 2 hours left before the test. i still worry til' now. God help me with Your Joy -______-

Wednesday, July 22, 2009

kelabu?!


tadaaaa.... hari ini kelabu... bangun pagi berniat memperdalam ilmu, malah bertemu sang pengubah mood... cerah - kelabu.... ini dia si pengubah mood -_______-

Monday, July 20, 2009

Pertanyaan Seorang Kawan

Jawaban untuk seorang teman :)

Ujian membuat kepala ini semakin mumet, apalagi kalau ternyata meyakini diri sendiri untuk mengulang semester depan, yang berarti kehilangan satu semester lagi. Untuk meringankan beban selama tiga jam itu pula yang dicetuskanlah ide berjalan kaki sebanyak tiga stasiun U-Bahn ( Ernst-Reuter-Platz -- Zoologischergarten -- Hansaplatz -- Turmstraße ). Pilihan yang sedikit bodoh karena sekitar satu jam sebelum maghrib.

Selama perjalanan itulah si payun mengangkat suatu tema yang menarik, yang kalau dipikir-pikir lagi, tema itu adalah tema yang saya hilangkan dari pikiran saya. Dia bertanya , "Kenapa kerja keras seseorang hanya dinilai pada hasil akhir?!" Contohnya kira-kira begini : Di saat si A yang notabene sangat pintar dan rajin yang selalu mendapatkan nilai bagus, tiba-tiba saat ujian mathematik dia mencret-mencret. Akhirnya dia lebih memilih ke toilet daripada melanjutkan ujiannya. Hasilnya? Lulus pun tidak. Jadi, kenapa 'kerja keras seseorang selama satu semester itu tak terlihat?'

Ada satu pertanyaan lagi, '' Apakah saya pernah berpikir seperti itu? ''. Jawabnnya adalah Ya. Tapi, dulu saat saya SMA dan saat saya mulai masuk kuliah. Prinsip saya (mungkin sedikit banyak dipengaruhi oleh ortu) adalah, saya tak pernah peduli akan nilai yang ada. Yang terpenting adalah saya MENGERTI, saya bukanlah orang dengan otak super encer, daya ingat sangat kuat ataupun rajin. Oleh karena itu, saya pun harus bekerja ekstra lebih dari orang2 tsb. Tak perduli dengan yang lain bilang dan tak peduli dengan lingkungan masyarakat menilainya seperti apa. Tapi itulah yang ada dalam hidup saya. Saya orang yang tak pernah membolos kecuali memang diperlukan. Setidaknya saya berusaha datang untuk mendengarkan atau sekedar melamun karena materi yang terlalu sulit :D

Idealisme. Mungkin itu adalah Idealisme yang terkikis sedemikian rupa hingga tak berbekas. Merasa lelah karena apa yang dilakukan oleh saya terlalu terasa sia-sia. Pada akhirnya hanya meninggalkan stupa yang terkubur jauh-jauh dan mau tidak mau, saya kembali pada kenyataan yaitu suatu sistem pendidikan yang sebegitunya serta HARUS saya jalani.

Yang kuat akan selalu menang, yang berusaha keras akan selalu cemerlang, yang bersabar dan bertawakal akan selalu mendapatkannya dan yang lemah? Silakan merenungi diri, bukan dengan menyesali, bukan dengan mempertanyakan banyak hal, juga bukan dengan menyalahkan orang lain. Tapi, merenung dan mencari titik tolak menuju secercah harapan.

Ayolah Kawan, jangan kita mempertanyakan apa yang tidak bisa kita ubah. Mari menjadi 'sesuatu' terlebih dulu agar bisa merubah dunia.

Bagaimana menjadi 'sesuatu'? Memahami, mengikuti, dan kita lihat pada akhirnya. Apakah kita sanggup menjadi 'sesuatu'? Apakah kita masih bertahan? Mari kita lihat 10 tahun kedepan :)

Sunday, July 19, 2009

Tragedi Bom 170709 Jakarta

Mungkin semua ini terlambat dan mungkin tulisan ini tak berarti apa-apa bagi semua orang. Saya menulis hanya untuk berbagi. Berbagi rasa empati saya terhadap para korban dan keluarganya.

17.07.09 kembali Indonesiaku terguncang, bukan karena tangan alam tapi karena ulah manusia. Dia membuatnya dan meledakkannya di dua restaurant hotel milik asing.

Betapa jahatnya kalian para manusia. Tak peduli kalian melakukannya dengan alasan apapun. Pembunuh tetap saja pembunuh!

Kalian pikir apakah Tuhan tak bisa melihat dan tak berhati. Dia adalah sesuatu yang sempurna. Sempurna untuk menghukum dengan Laknat-Nya. Tuhan tahu, tapi Tuhan menunggu. Kalian tahu kalau Tuhan menunggu, maka kalian buatlah tragedi itu kembali. Jahat nian kalian. Bak negara sudah di rancang agar damai sedikit demi sedikit dan kalian pula yang menghancurkannya.

Selamat! Anda mendapatkan tiket tak merasakan lagi kepahitan dunia, doktrin-doktrin menyesatkan, dan seruan serta alasan-alasan tak masuk akal atas dasar sebuah kata, TUHAN.

Selamat! Anda mendapatkan rintih tangis keluarga korban, doa-doa teraniaya para ibu yang kehilangan anak, anak yang kehilang orang tua, saudara yang kehilangan kakak atau adiknya, seseorang yang kehilangan sahabat teman suami istri, dsb.

Dimakah kalian? Begitu nyamannyakah bom bunuh diri itu? Merasa lepas kah kalian?

Membuat Indonesiaku kembali terguncang dan kembali terkoyak krisis kepercayaan diri?

Selamat! Anda telah membangun pintu yang harus kami bangun lagi, pintu yang tersemen satu-satu oleh keringat sang pahlawan bangsa.

Tuhan, ampunilah dosa saudara-saudaraku itu, berikannlah kesembuhan bagi yang masih dirawat. Amin.

Tabahlah Saudaraku! Jalan pasti akan selalu ada. God bless you!

akibat Analysis II

berusaha memasukan sesuatu ke otak ini. tapi hasilnya NIHIL!!!!!!!

suara kau bapak di sana. tak bisa meredakan pemberontakan otak dan perilaku anak perempuan mu ini.

kepala ini sudah mau pecah. tapi tetap saja. KOSONG!

air bak sudah ada di pelupuk mata. tetap saja tak ingin menangis.

apa yang harus diperbuat pun tak ada gunanya.

dan

penyesalan pun tak kunjung sirna.

-_______________________-

Thursday, July 9, 2009

prinsip dan kehidupan

Saya baru sadar, ternyata menjadi manusia itu susah-susah gampang. Apalagi menjadi manusia yang lebih suka bertanya daripada memiliki sebuah prinsip hidup atau lebih tepatnya, manusia yang prinsip hidupnya sangat tergantung terhadap orang lain. Manusia yang selalu terombang-ambing diantara pendapat orang-orang disekelilingnya.

Saya baru sadar, ternyata saya bisa menjatuhkan seseorang hanya dengan sebuah pendapat yang memabukkan. Apakah ini yang dilakukan seorang Hitler dengan orasi dan paham-pahamnya yang ia sampaikan dengan cara yang tidak biasa dan mendoktrin seseorang sampai kedalam-dalamnya? Apakah ini yang dilakukan seorang Soekarno terhadap bangsanya dan terhadap para wanitanya? Luar biasa.

Begitu hebatnyakah peranan seseorang dalam hidup orang lain?

Saya baru sadar, ternyata jika kita bertemu dengan orang berprinsip di atas, kita bisa saja dengan mudah membelokan pikirannya menjadi pikiran kita, mengangkatnya setinggi angkasa, menenggelamkannya hingga ke dasar samudera, bahkan membawanya ke sebuah kesesatan.


Di lain pihak. Saya mungkin orang dengan prinsip seperti itu. Tanpa sadar, saya menjadi orang lain secara perlahan-lahan. Saya tak mengerti harus menjadi siapa dan apa. Sebuah kata prinsip terlalu sering keluar dari mulut ini. Tapi, tak pernah satu pun terjalani. Itulah prinsip saya. Jalani apa yang bisa dijalani dan lihatlah orang sekeliling. Disaat orang disekeliling saya melakukan apa dan menurut saya itu adalah sesuatu yang bisa saya jadikan prinsip baru. Maka berubahlah pula prinsip saya tersebut.

Ahhh... Rasanya, saya tidak ingin menjadi manusia yang hidupnya susah-susah gampang. Saya ingin menjadi manusia yang hidupnya selalu gampang. ^^ Tak perlulah saya sebuah otak cerdas. Yang saya perlukan adalah seseorang yang bisa meminjamkan segalanya pada saya. Prinsip hidup, semangat hidup, kemauan yang keras dan hidup yang dinamis.

Hope so. Maybe we'll meet someday. Irgendwann und irgendwo.

Search This Blog