Monday, August 16, 2010

Duh Wanita



Duh wanita, bibirmu begitu berbisa dan membuat kuping ini memerah. Andai saja aku bisa mengunci rapat mulut itu, dengan senang hati akan kulakukan. Aku memang bermuka dua, tak mau kau benci tapi kadang aku membenci mulutmu, yang mengoceh tiada henti akan seluk beluk seluruh sifat manusia di dunia.

Duh wanita, sungguh aku mencintaimu karena Tuhanku, tapi perkataanmu membuat pahala yang kukumpulkan sedikit demi sedikit, terkuras sedikit demi sedikit pula hingga tak bersisa hanya dengan mendengarnya. Kapan kah aku bisa mengembalikan itu semua?

Duh wanita, bagaimana orang yang kau kasari dengan perkataanmu itu mendendam? Maka ia akan terus membelenggumu dalam dosa, karena dialah yang tertindas.

Duh wanita, kau adalah seorang pintar dan baik budi, mengapa harus kau nodai dengan perkataan-perkataan jahat itu?

Ingin aku merangkulmu dan berkata, "Sudahlah!" dan mengakhiri semua perkataanmu.



Search This Blog