Doa Yang Baik
Beberapa hari ini lagi suka nonton acara reality show Amerika yang judulnya What Would You Do (WWYD), secara garis besar reality show ini merupakan social experiment tentang apa yang akan seseorang lakukan bila mereka berada dalam atau melihat suatu keadaan yang melenceng dari norma kehidupan sosial. Apakah mereka akan terjun langsung atau kasarnya ikut campur atau memilih untuk pura-pura tidak melihat atau cuek bebek. Keadaan-keadaan yang di reka ulang tim WWYD kebanyakan based on true story. Banyak dari pengirim penasaran atau sekedar ingin mendapatkan dukungan moral bila hal-hal tersebut terjadi (kembali) di kehidupan mereka.
Banyak keadaan yang secara pribadi pernah saya alami dan seperti mayoritas manusia yang menjalani social experiment di WWYD, saya terkadang lebih memilih diam (lebih tepatnya takut dalam mengambil tindakan), bimbang dan akhirnya berlalu begitu saja.
Meskipun Amerika terkenal dengan keindividualismeannya, tetapi melalui WWYD saya melihat segelintir (untuk kasus personal) dan mayoritas (untuk kasus non personal seperti pelanggar aturan) orang yang berani mengambil tindakan berdasarkan rasa kemanusiaan. WWYD juga sedikit banyak membuka mata saya, membantu saya mempunyai bayangan kasar apa-apa yang seharusnya saya lakukan bilamana kejadian-kejadian seperti itu menimpa saya kelak.
Setelah menonton beberapa episode WWYD, banyak hal yang menarik dan membuka mata saya tentang beragam bentuk pola pemikiran dan perilaku manusia-manusia jaman sekarang. Tetapi salah satu bagian yang paling menarik adalah bagaimana seseorang mendoakan kebaikan untuk orang yang berprilaku tidak baik.
Secara garis besar atau seringnya, aktor dan aktris yang berperan dalam WWYD berperilaku amat sangat tidak menyenangkan, they're really a j**k, bad people and even when you're there you'll think they deserve a F word. Sorry for the bad words. :D Meskipun demikian banyak dari mereka a.k.a. orang-orang malang yang terjerumus dalam eksperimen tersebut membalas orang-orang tidak beradab ini dengan doa yang baik. Salah satu contohnya adalah dengan berkata, "Semoga saja kamu tidak akan pernah mendapatkan anggota keluarga yang membutuhkan perhatian khusus (disable people)!" --> kata ini terlontar dalam episode apa yang kamu lakukan bila ada kostumer yang mencaci maki atau merendahakan seseorang dengan down syndrome. Atau semoga saja kamu tidak akan pernah mengalami apa yang orang ini rasakan atau contoh-contoh serupa lainnya.
Meskipun mungkin mereka berdoa seperti itu lebih karena mereka khawatir apa yang akan dilakukan orang-orang 'jahat' ini apabila hal-hal tersebut menimpa mereka atau orang-orang terdekat mereka. Mereka mungkin hanya tidak ingin kejadian menyakitkan yang mereka lihat tidak terulang lagi dan atau-atau yang lainnya.
Tetapi pada kenyataan yang sering saya alami sendiri adalah dimana orang-orang di sekitar saya termasuk saya sendiri lebih banyak berdoa sesuatu yang buruk ( a.k.a. sumpah serapah ) kepada orang-orang tersebut. Manalah ada kepikiran saya akan mendoakan kebaikan untuk mereka-mereka itu, yang ada saya menyumpahi mereka seperti, " Coba kena sendiri, baru tahu rasa!" Pernahkah kamu melakukan itu?
Mungkin sudah saatnya saya mulai belajar untuk mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang melakukan keburukan. Siapa tahu doa itu dikabulkan dan membuat dunia ini yang kelak akan di huni oleh keturunan-keturunan kita semakin layak huni, semakin manusiawi karena manusia jaman sekarang semakin terkikis rasa simpati dan empati.
Saya ingin memulainya. Sekarang.