Saturday, January 23, 2016

Kaleidoskop

Melihat kehidupan bagiku seperti melihat berbagai bentuk abstrak melalui  kaleidoskop. Semuanya tergantung dari segi mana aku melihatnya, sudut mana aku memutarnya, menuju mana aku menjangkaunya. Setiap sisi mempunyai bentuknya sendiri, ceritanya sendiri, warnanya sendiri. Tapi yang pasti tidak pernah dalam bentuk yang pasti. Sama seperti kehidupan, tergantung dari mana aku melihatnya, maka itulah yang aku jalani. Saat ini.

Mungkin alangkah baiknya kalau aku bisa belajar dari caraku melihat dengan  kaleidoskop. Meskipun aku tahu apa yang ada di hadapanku, begitu aku melihat dengan  kaleidoskop, dunia ini menjadi begitu menarik dan berbeda. Dada ini berdesir melihat begitu banyak paduan warna yang abstrak. Membuat pola-pola indah dan rumit. Dengan tak sabar, aku akan memutar-mutar  kaleidoskop itu. Berusaha mencari paduan bentuk dan warna yang lain.

Sama seperti kehidupan ini. Mengapa aku terlalu sering melihat dari satu sisi? Apakah karena hidup ini terlalu membosankan? Tidak semenarik dunia dalam sebuah  kaleidoskop? Mengapa aku tak mencari-cari cara lain agar kehidupan ini terlihat abstrak dan menarik? Sehingga hari demi hari akan aku lalui dengan desiran semangat mencari bentuk yang baru, pola yang baru?

Padahal mata ini adalah kaleidoskop hatiku. Tetapi dia tertutup debu. Debu halus yang terus menerus menumpuk. Membuatku jarak pandangku tak lagi sejernih dulu. Dulu saat aku melihat kehidupan dengan kaleidoskop mata hatiku. Dulu ketika aku melihat kehidupan dengan semangat menggebu.

Ah.... Aku menunggu, waktu dimana aku bisa menemukan kembali kaleidoskopku. Yang akan menemaniku melihat kehidupan dengan 1001 macam bentuk dan rupanya...

Related Articles

0 comments:

Search This Blog