Perpisahan Seorang Teman
Semua berjalan begitu cepat. Bahkan waktu yang melaju dengan stagnan, terasa begitu menggesa. Sengaja aku kerjakan semuanya di akhir waktu. Karena bagiku semuanya tak lebih dari isapan jempol. Tapi saat kenyataan datang padaku, memporakporandakan semua imajinasiku. Aku kembali ke alam sadarku. Aku harus bergerak. Sekarang, demi temanku. Demi kenangan dan memori yang pernah ada pada kami. Aku dia dan yang lain.
Semua selalu kembali ke asal. Yang tadinya ada menjadi tiada, yang tadinya dekat menjadi jauh, yang tadinya terasa biasa menjadi luar biasa. Begitu pun sebaliknya. Jadi, apalah yang harus dilakukan selain merelakan semua?
Memang tak ada air mata yang menetes saat kugoreskan kata. Mengapa? Karena aku tergesa-gesa. Membuat raga, hati dan pikiranku sibuk, agar bisa kutuntaskan semua.
Meskipun selalu pada akhirnya hanya ada penyesalan akan ketidakpuasan yang telah kulakukan, tapi setidaknya aku tak perlu ikut larut dalam pikiranku yang menjadi liar. Mencari kebohongan dalam kenyataan. Yang pada akhirnya kembali lagi pada hukumNya. Perpisahan tak pernah jauh dari pertemuan. Begitupula sebaliknya.
Insyaallah kita akan dipertemukan kembali. Dimanapun itu.
2 comments:
Baguuuuus kok wiiiii 😍😍😍😍 sotoy bangeeeet kek tau aja yg mana siapaaa kekekr
masa sih @amaliya ??? :)
Post a Comment