Labor dan Cinderella's Sister
Sekarang saya berada di depan langit kelabu bersemburat jingga dan ungu. Menunggu drama rabu-kamis Korea favorite saya, Cinderella's Sister. Kenapa saya suka drama ini? Karena pemeran utamanya adalah salah satu artis Korea favorite saya, Moon Geun Young.Drama ini minggu depan habis masa tayangnya, yang berarti (seharusnya) waktunya lebih berkonsentrasi dengan kuliah. T_T
Tapi, itu pula yang saya janjikan dalam hati ketika menunggu habis drama Pasta. Akankah terulang lagi? Setelah CS selesai. Maka akan ada CS CS yang lainnya, atau Pasta Pasta lainnya.
Tadi sore, saya ada labor MiBi2, setiap minggu akan ada tes kecil di awal labor, kalau sampai dua kali gak lulus tesnya, berarti keluar (baca: menunggu tahun depan untuk mengulang segalanya, d.h. membuang-buang waktu selama 2 semester di dunia).
Setelah tes, saya dipanggil oleh pembina lab, dia panggil nama saya dan joe. Fr.Gebhart hanya menatap saya. "Was ist Ihre Probleme? Sprache?" "Haben Sie die Berechnungen geübt?" "Sie können das mit Logic antworten." "Wenn Hr. Stahl sieht dies, dann müssen Sie raus, aber ich gebe Ihnen noch Chance!"
Gak ada satupun dari pertanyaan Fr.Gebhart yang bisa saya jawab, karena saya sendiri bingung harus menjawab apa. Haruskah saya menjawab karena drama Korea? hahahahahahahaha. Saya pun hanya terdiam.
Saya kembali ke tempat duduk, teman saya bertanya, saya pun kembali terdiam dan tersenyum. Setelah semuanya selesai, Tutor lab saya meminta teman saya untuk membantu saya dan dia kembali bertanya. "Hast du etwas nicht verstanden?" Lagi-lagi saya menggeleng. Saya bosan berkelit dari kesalahan sendiri. Saya bosan untuk terlihat pura-pura mengerti di depan orang lain. Bukan karena saya gak mau tahu, tapi saya benar-benar gak tahu apa yang ada dalam otak saya. Saya selalu mencari pelarian untuk sesuatu yang membuat saya merasa terbebani. Saya bosan dengan pertanyaan, apakah saya baik² saja? Karena saya gak punya jawaban pasti akan hal itu.
Mungkin saya sedang kehilangan yang namanya motivasi hidup yang bisa membuat hidup saya lebih terarah. Kemanakah sang motivasi pergi? Saya pun (lagi²) gak tahu. Kemanakah saya harus mencari sang motivasi? Entahlah...
3 comments:
Dwi, sy jg dulu sering kayak gitu waktu kuliah, tapi memang harus cepat-cepat bangkit, kalau keterusan nggak jelas bisa rugi waktu di Berlin.... kadang kalau hati sudah nolak belajar memang susah... tapi harus dilawan. TETAP SEMANGAT !!
semangat Uwiiiiii..
betul Wi, setuju sama mba Munaya..
semua orang emang cenderung punya rasa males..
*apalagi dakuw,hhwiwhiy..:D*
tapi karna gw lebih males lagi kalau harus berkutat disitu-situ aja (alias ngrasain deja vu), juga males kalau harus pusing 9 keliling gara2 SKS , jadinya ya sedikit bisa dilawan deh..
Dwi juga bisaaa kokk, khan Uwi anaknya aseekkk.. *haha ngasih smngat gaya abg*
Iya wiii..
Ayoo smangattt wii!! sperti jaman les bahasa dulu,, seperti jaman studkol dulu..
btw,,
pindah FH aja yuuuk ;))
selain mengirit waktu kuliah, insyaAllah penerapan Ilmunya lebih pasti wi.. *hwehee teteup yaah devy..
Post a Comment