prinsip dan kehidupan
Saya baru sadar, ternyata menjadi manusia itu susah-susah gampang. Apalagi menjadi manusia yang lebih suka bertanya daripada memiliki sebuah prinsip hidup atau lebih tepatnya, manusia yang prinsip hidupnya sangat tergantung terhadap orang lain. Manusia yang selalu terombang-ambing diantara pendapat orang-orang disekelilingnya.Saya baru sadar, ternyata saya bisa menjatuhkan seseorang hanya dengan sebuah pendapat yang memabukkan. Apakah ini yang dilakukan seorang Hitler dengan orasi dan paham-pahamnya yang ia sampaikan dengan cara yang tidak biasa dan mendoktrin seseorang sampai kedalam-dalamnya? Apakah ini yang dilakukan seorang Soekarno terhadap bangsanya dan terhadap para wanitanya? Luar biasa.
Begitu hebatnyakah peranan seseorang dalam hidup orang lain?
Saya baru sadar, ternyata jika kita bertemu dengan orang berprinsip di atas, kita bisa saja dengan mudah membelokan pikirannya menjadi pikiran kita, mengangkatnya setinggi angkasa, menenggelamkannya hingga ke dasar samudera, bahkan membawanya ke sebuah kesesatan.
Di lain pihak. Saya mungkin orang dengan prinsip seperti itu. Tanpa sadar, saya menjadi orang lain secara perlahan-lahan. Saya tak mengerti harus menjadi siapa dan apa. Sebuah kata prinsip terlalu sering keluar dari mulut ini. Tapi, tak pernah satu pun terjalani. Itulah prinsip saya. Jalani apa yang bisa dijalani dan lihatlah orang sekeliling. Disaat orang disekeliling saya melakukan apa dan menurut saya itu adalah sesuatu yang bisa saya jadikan prinsip baru. Maka berubahlah pula prinsip saya tersebut.
Ahhh... Rasanya, saya tidak ingin menjadi manusia yang hidupnya susah-susah gampang. Saya ingin menjadi manusia yang hidupnya selalu gampang. ^^ Tak perlulah saya sebuah otak cerdas. Yang saya perlukan adalah seseorang yang bisa meminjamkan segalanya pada saya. Prinsip hidup, semangat hidup, kemauan yang keras dan hidup yang dinamis.
Hope so. Maybe we'll meet someday. Irgendwann und irgendwo.
0 comments:
Post a Comment