Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada...
Tepatnya hari Minggu yang cerah, terjadilah obrolan ini di sela waktu makan siang saya sebagai tukang cuci piring di rumah sakit.
Salah satu pegawai di sana yang mungkin sudah kurang lebih 20 tahun tinggal di Jerman dan lebih dari 10 tahun bekerja di rumah sakit itu bertanya kepada rekannya sesuatu hal yang mengejutkan saya.
Dia bertanya, "Hey A, kenapa kamu harus
betten? Kalau kamu shalat, terus apa selanjutnya? Kemana tujuannya? Semisal orang main
Lotto dia mungkin berdoa pada Tuhannya buat menang, tapi kalau kamu shalat dan shalat terus menerus buat apa? Kemana hasil shalatnya? Kenapa seseorang yang shalatnya rajin gak pernah bolong kuat tapi tetep aja main kasar, main bunuh, dll?"
Si A menjawab : "Ya, memang sangat disayangkan kalau seseorang yang sudah rajin shalat tapi masih melakukan kejahatan..." (Jawaban menggantung di sana. Tanpa ada akhir yang pasti)
Dia kembali bertanya : "Saya tahu, di agama saya juga diajarkan 5 dharma yang gak boleh dilanggar yaitu tidak boleh minum-minuman keras, tidak boleh mencuri, tidak boleh berzina, tidak boleh memakan hewan yang disembelih, dan tidak boleh (saya lupa si nomor lima ini), ketika seseorang menjalankan ke lima hal tersebut maka orang tersebut bisa dikatakan orang baik. Tapi saya minum, saya makan hewan yang saya potong (ikan contohnya), apakah saya orang tidak baik? Saya bisa berdoa tetapi ya hanya sekedar tahu karena waktu kecil saya selalu di suruh orang tua saya ke
Tempel. Jadi kenapa coba kita harus berdoa?"
Saya hanya terdiam dan tiba-tiba
terngiyang-ngiyang lagu Ahmad Dhani dan Chrisye.
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkan kau bersujud kepada-Nya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut nama-Nya
Mungkin lagu itu adalah jawaban saya untuk dia...
Karena saya percaya ada kebangkitan sesudah kematian, dimana kita dikumpulkan untuk mempertanggungjawabkan segalanya dan untuk mengharapkan Jannah.
Setelah beberapa hari berlalu dan saya melupakannya, saya menemukan artikel dari Facebook Riska yang kembali mengingatkan saya akan kejadian Minggu siang tersebut. Artikel yang berjudul
"The Why and How of Goal-Setting" yang secara garis besar berisi :
Remember that our number one goal is to please Allah Subhanahu wa Ta’ala; then to acheive Jannah. Make goals for your deen, for the dunya, and then our goal for theakhirah is obviously Jannatul Firdaus bi’ithnillah Ta’ala.
Subhannallah, thanks Riska :)
catatan kaki :
- betten : berdoa (tapi saya mengartikannya di sini shalat karena A adalah seorang muslimah)
- Lotto : undian, togel, judi menggunakan nomer.